Jumat29 Apr 2022 04:21 WIB. Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil. 0. Naskah Khutbah Jumat: Makna Idul Fitri dan Halal Bi Halal. Foto:1 Khutbah jumat (ilustrasi) Foto: Republika. Naskah khutbah Jumat tentang Idul Fitri oleh Dr. KH. Ahmad Lutfi Fathullah, MA. REPUBLIKA.CO.ID,
Hai Sobat Guru Penyemangat, apakah Sobat sudah menulis narasi atau karangan singkat terkait kisah Idul Fitri tahun ini?Kisah Idul Fitri memang menyimpan sejuta keseruan dan kesan yang ampik. Bahkan tidak menutup kemungkinan pula ada sepercik kisah lucu yang terjadi secara tidak untuk membantu kebutuhan Sobat, telah menyiapkan contoh karangan seputar Idul karangan dan cerita berikut berisi pengalaman kegiatan lebaran hari raya Idul Fitri yang seru dan disimak yaPengalaman Melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri di MasjidAssalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya “Guru Penyemangat” dari kelas …SD. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman saya bersama keluarga dalam melaksanakan Shalat Hari Raya Idul tahun 2022 atau 1443 Hijriah ini saya bersama keluarga melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid Al-Ikhlas yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Kira-kira 200 meter menyimak hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah, pada malam harinya saya diajak oleh Ayah untuk melaksanakan Shalat Isya’ berjamaah di masjid dan kemudian mengikuti kegiatan sekitar setengah jam bertakbir di masjid, saya pun pulang dan istrihat. Namun sebelum itu, sekitar pukul WIB kami sempat keluar rumah untuk menyaksikan pawai takbiran di tepi jalan takbiran pada tahun ini sungguh seru. Karena pandemi sudah pergi, banyak umat muslim yang menghias mobilnya dengan pernak-pernik takbiran, membawa bedug, hingga para pengendara motor pun ikut memenuhi jalan. Sungguh hari kemenangan yang harinya, sekitar pukul WIB saya dibangunkan oleh ayah. Dalam keadaan mengantuk, saya langsung cuci muka, berwudhu, dan segera berangkat menuju ke masjid untuk melaksanakan Shalat pada pagi hari tanggal 1 Syawwal sangat dingin, tapi warga desa cukup ramai yang datang ke masjid sehingga kami semua jadi Shalat, saya bersama ayah pun langsung pulang. Kami bergiliran untuk mandi, gosok gigi, sarapan, lalu pada pukul WIB kami bersama-sama berangkat ke masjid ayah, ibu, kakak dan adik berangkat ke masjid dengan berjalan kaki sembari melantunkan kalimat takbir, tahmid, tasbih, dan di masjid, saya, ayah, dan kakak duduk di saf ketiga, sedangkan ibu dan adik saya duduk di lantai dua Shalat Idul Fitri pada tahun ini tampaknya lebih ramai daripada tahun kemarin sehingga saf masjid Idul Fitri dimulai pukul WIB. Setelah bilal mengumandangkan shalawat dan ajakan untuk Shalat Berjamaah, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyampaikan Khutbah Idul waktu itu, khotib berpesan kepada para jamaah untuk senantiasa belajar memaafkan orang lain, menjauhi rasa iri, dengki, permusuhan, serta prasangka sejatinya, dengan memaafkan orang lain dan mendoakan hal yang baik-baik kepada mereka, kebaikan tersebut nantinya akan kembali kepada diri kita pukul WIB alhamdulillah kegiatan Shalat Idul Fitri berjamaah selesai dilaksanakan. Seiring dengan berakhirnya Shalat Idul Fitri, dilanjutkan kegiatan halal bihalal, saling bermaafan antar sesama berjalan pulang menuju rumah, saya bersama keluarga pun menyempatkan diri untuk bertamu ke rumah tentang sebentar untuk bersilaturahmi. Tidak tertinggal, ucapan taqoballahu minna wa minkum, taqobbal ya karim terus tergaung pada setiap di rumah, saya pun meminta maaf kepada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik atas segala kesalahan dan kekhilafan. Kami salaing bergantian untuk memohon maaf. Setelah itu, saya bersama keluarga segera bersiap untuk mengunjungi rumah cerita saya bersama keluarga dalam melaksanakan Shalat Idul Fitri berjamaah di masjid. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Baca Cerita Tentang Liburan Hari Raya Idul Fitri yang Singkat, Seru, dan MenyenangkanCerita Singkat Hari Raya Idul Fitri Bersama KeluargaBismillah. Hai teman-teman, pada kesempatan ini saya akan menceritakan kegiatan saya selama Hari Raya Idul Fitri khususnya bersama hari pertama lebaran, 1 Syawal 1443 Hijriah tahun 2022, saya bersama keluarga terlebih dahulu melaksanakan Shalat Idul Fitri mengikuti Shalat Idul Fitri berjamaah di lapangan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Di lapangan sudah tersedia karpet tebal, namun untuk mengantisipasi hal tersebut saya bersama keluarga menyiapkan koran dan membawa sajadah Shalat Idul Fitri di lapangan pada tahun ini cukup hikmat. Selain dipenuhi oleh umat muslim, cuacanya juga cukup sejuk. Tidak terlalu panas tapi juga tidak melaksanakan Shalat, kami pun segera pulang ke rumah untuk saling bermaaf-maafan. Tidak lupa saya pun beberapa kali singgah ke rumah tetangga dan teman dekat untuk di rumah, barulah gantian saya yang meminta maaf kepada Ayah dan Ibu, juga kepada kakak dan kegiatan bermaaf-maafan bersama keluarga di rumah, kami pun bergegas pergi ke rumah nenek. Rencana kegiatan kami adalah bersilaturahmi ke rumah nenek, mengikuti syukuran, dan dilanjutkan dengan ziarah nenek tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, yaitu sekitar 20 KM. Bisa kami tempuh selama 30-40 menit dengan mengendarai sepeda pukul WIB saya bersama keluarga tiba di rumah nenek. Kami pun saling bersapa, bermaaf-maafan dan saling rumah nenek, saya pun mendapat THR berupa beberapa lembar uang baru. Belum selesai sampai di sana, para paman dan bibi pun tidak segan-segan memberikan uang jajan tambahan untuk saya, kakak, dan rasanya, karena pada lebaran Idul Fitri tahun ini kami bisa berkumpul dengan keluarga besar, saling mendoakan, dan senantiasa pukul WIB, saya pun diajak oleh ayah dan ibu untuk berziarah kubur. Karena lokasi TPU Tempat Pemakaman Umum tidak terlalu jauh dari rumah nenek, kami pun mendatanginya dengan cara berjalan di tempat ziarah, saya pun menghampiri makam adik yang telah meninggal, dan beberapa sanak-saudara dari pihak ayah yang telah cuacanya sudah cukup terik, kami berziarah hanya sebentar saja dan setelahnya segera kembali ke rumah hari pertama Idul Fitri, saya bersama kakak dan adik terlebih dahulu menginap di rumah nenek. Karena selain waktu liburan sekolah yang masih panjang, nenek kabarnya ingin mengajak kami jalan-jalan.****Demikianlah tadi contoh cerita dan pengalaman Hari Raya Idul Fitri yang seru dan berkesan khususnya pada 1443 Hijriah alias tahun bermanfaatSalam.
Contohcerpen tentang hari lebaran. Gambar Ucapan Hari Raya Idul Adha 2020 + Hari Raya Ibadah. Dalam kalender islam atau qomariah ada dua hari raya, yakni idul fitri dan idul adha. Nah seperti sudah menjadi budaya di sekolah, setiap baru masuk sekolah saat pelajaran bahasa indonesia kita pasti disuruh buat karangan tentang pengalaman libur
Hai Sobat Guru Penyemangat. Semoga Allah menerima amal kita semua khususnya pada bulan Ramadan tahun ini, kita kepada Allah atas segala nikmat, terutama nikmat sehat dan sempat sehingga bisa bertamu ke momentum Idul Fitri di bulan tulisan yang baku itu adalah Idulfitri, sih. Tapi entah mengapa ucapan hari raya yang satu ini lebih masyhur ditulis dengan cara dipisah. HehePada kesempatan yang berbahagia ini ingin menghadirkan cerpen bertema tentang Idul Fitri berikut berjudul kata-kata maaf yang terlambat ingin mengajak kita memahami esensi maaf di hari disimak yaCerpen Idulfitri Kata-kata Maaf yang TerlambatOleh Ozy V. AlandikaHari ini tepat 1 Syawal. Ternyata bulan Ramadan baru saja pamit untuk berpulang. Ia meninggalkan almanak, euforia jajanan takjil, dan menyisakan segepok kurma untuk melanjutkan puasa 6 yang pergi meninggalkan sepi. Sepi dirasa, sepi di hati, tapi tidak dengan ponsel pintarku. Sedari Subuh notifikasi tiada pernah berhenti sudah tahu apa embun…Sesejuk senja…Seputih awan…Setulus rasa… dan segunung kata-kata mutiara bin puitis lainnya. Itulah hari raya Idulfitri, lebarannya umat Islam di seluruh entah mengapa, aku masih saja mengingat perkataan guruku. Sekitar seminggu yang lalu, beliau pun sempat berkata kepada kami pada momentum pengumuman sekaligus penutupan pesantren kilat Ramadan.“Anak-anak, pada kesempatan yang berbahagia ini, Bapak mewakili Bapak/Ibu Dewan guru, kepala sekolah, serta segenap karyawan SD mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Jikalau ada hak-hak kalian yang belum sempat kami penuhi, mudah-mudahan hak tersebut kalian relakan sehingga tak menjadi beban tuntutan bagi kami di akhirat nanti. Adapun segala khilaf dan salah kalian sudah kami maafkan. Bapak ucapkan selamat menyambut Hari Raya Idulfitri.”Para guru di sekolah sudah sejak jauh-jauh hari melantunkan ucapan maaf. Iya, aku tahu. Alasannya sederhana, karena ketika nanti anak-anak bersekolah, suasananya tidak akan seramai hari lagi takbiran Idulfitri menurut ketentuannya memiliki batas akhir yaitu setelah khotib turun dari mimbar. Beda dengan Idul Qurban, takbirannya hingga 3 hari ke begitu, agaknya esensi dari ucapan guruku tidaklah sesederhana itu. Lebaran Idulfitri memang menjadi momentum yang pas untuk saling saja menurutmu Idulfiri sebagai hari kemenangan adalah kesempatan yang besar bagi kita untuk menguatkan tali yang jauh, pulang ke kampung halaman hanya demi bersua dengan keluarga dan orang tua tercinta setelah sekian lama dipisahkan oleh mereka yang dekat, tidak henti-hentinya singgah ke rumah tetangga, sanak, hingga handai tolan untuk sekadar bersilaturahmi dan saling cicip-mencicip kue bermaaf-maafan?Sudah telat, sih. Kapan bermusuhannya, kapan minta maafnya. Kapan berkata syahdan menyakiti hati, tapi kapan pula mengakui kesalahan dan berusaha untuk tidak jatah bermusuhan sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW tidak boleh lebih dari tiga hari?Kadang aku malah bingung. Tapi aku bukanlah orang sok alim yang langsung ingin menuduh bahwa kegiatan bermaaf-maafan di hari raya Idulfitri itu bid’ah karena tidak ada contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad nantinya bertemu dengan orang semacam itu, rasa-rasanya gantian aku yang mau berkata, “Memangnya ada dalil bahwa Rasulullah SAW mengharamkan kita untuk meminta maaf di hari raya Idulfitri?”Aih, sudahlah. Aku bukanlah orang yang suka mendebati hal semacam itu. Intinya, kalau segala sesuatu hanya dipandang dari kebencian, maka segunung dalil pun tidak akan mampu memuaskan mereka. Bukankah untuk melarang atau mengharamkan sesuatu itu butuh dalil?Tentu Aku tidak mau membahasnya lebih dalam. Aku yakin bahwa selama umat muslim berpikir dengan kepala dingin, tidak meninggikan hawa nafsu, maka semua akan aman, damai, dan saling ya, kalau kemudian banyak orang menunggu momentum Idulfitri sebagai waktu yang tepat untuk bermohon maaf, maka itu yang tidak salah, kesalahannya dilakukan bulan ini sedangkan lebaran masih beberapa bulan terbayangkan oleh kita seberapa banyak dosa yang dikumpulkan karena kedua belah pihak telah memutuskan tali silaturahmi. Lebih dari tiga hari lho?Berpuasa di bulan Ramadan memang merupakan jalan menuju takwa, tapi ada banyak gang lain pula yang terbuka untuk kita tempuh agar mencapai takwa. Termasuklah bersegera dalam meminta SWT berkalam dalam QS Ali-Imran ayat 133-134وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ .[آل عمران133-134]ArtinyaDan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat ayat tersebut, mukmin yang cerdas pasti bisa memetik hikmah bahwasannya perilaku menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain adalah jalan lain menuju bila dicermati lebih lanjut, perilaku saling memaafkan ini pula harus disegerakan sebagaimana perintah Allah pada ayat 133, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu…”.Maka dari itulah, marah itu jangan lama-lama. Dendam itu jangan lama-lama. Semisal dendam sudah lama tumbuh dalam hati, sontak saja semua yang dilakukan oleh orang lain itu adalah ketika orang yang didendam itu sedang mendapat kebaikan, si pendendam malah iri, dengki, dan merasa bahwa Allah itu tidak adil karena telah memberikan kebahagiaan kepada orang min dzalik!Makanya itu, kalau saling bermaaf-maafnya harus menunggu hari raya, itu kelamaan. Kata-kata permintaan maaf yang sebening embun, seputih awan dan semisalnya itu adalah ucapan yang tidak apa-apa juga, sih. Daripada tidak sama sekali, kan. Setidaknya kita sudah menjalin atau bahkan mempererat kembali tali silaturahmi. Toh itu juga adalah jalan menuju takwa.****Boleh Baca Cerpen Menghitung Pemberian TerbaikDemikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerpen bertema Idulfitri yang membahas tentang ucapan dan kata-kata maaf yang bermanfaat dan jadi
Sejumlahpemimpin dunia menyampaikan pandangannya tentang Hari Raya Idul Fitri. Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan pandangannya tentang Hari Raya Idul Fitri. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; REPUBLIKA NETWORK; Thursday, 6 Muharram 1444 / 04 August 2022
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perempuan tua itu terduduk di balik jendela yang terbuka. Wajahnya datar dengan tatapan kosong. Angin basah dari bukit bertiup lembut, terasa seperti mengelus kulit dan rambutnya yang mulai merata keperakan. Pikirannya berjalan-jalan entah ke mana. Bila tersadar telah melamun, ia segera kembali melihat ke luar bawah sana aliran sungai dengan air jernih gemericik diantara batu-batu. Di bantaran kiri-kanan sungai rerumpatan rapi terawat serta beberapa tanaman petani yang memanfaatkan musim kemarau untuk berkebun sayur-mayur."Tinggal saja di sini, Mak. Supaya pikiranmu tenang dan jernih. Hatimu pasti cepat kembali bening seperti aliran air di bawah sana itu. . . .!" "Tinggal di sini? Pindah?" "Ya. Di sini tenang, nyaman.. . .!""Begitu menurutmu?""Dengan selalu melihat dan mengamati aliran air diantara batu-batu rasaku Emak tidak akan memikirkan hal lain yang memberatkan hati. Dunia Emak yang rumit dan membingungkan selama ini akan perlahan hilang untuk berganti dengan ketenangan dan kesenangan. . . !" ucap Pak Sulamun dengan suara jernih dan rendah pada suatu hari dulu, mungkin lima atau enam tahun Fitri memandangi suaminya dengan mata nanar, mata bertanya-tanya. Ia tidak membantah atau mengiyakan. Apa saja yang diucapkan suaminya masih berupa harapan, dan setiap harapan senantiasa baik dan menyenangkan. Entah nanti bagaimana kenyataannya. "Ini rumah siapa, dan mengapa harus di sini?" akhirnya Mak Fitri bertanya. Lirih, dan seperti tanpa sengaja pertanyaan itu Sulamun tidak segera menjawab. Mungkin jawabannya sulit, atau memang tidak perlu dijawab. Ia pikir toh lambat-laun nanti isterinya bakal tahu sendiri."Aku sengaja pesan ruangan yang ada jendelanya. Ada pemandangan ke luar yang indah. Ya, ruangan ini. . . !" 1 2 3 Lihat Cerpen Selengkapnya Perayaan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 24 Mei 2020 dan menjadi hari besar bagi umat Islam.. Dilansir dari situs resmi Nahdlatul Ulama, Hari Raya Idul Fitri adalah puncak dari pelaksanaan ibadah puasa.. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa sendiri, yaitu manusia yang bertaqwa.
Sobat Guru Penyemangat. Selamat Menyambut Waktu Raya Idul Fitri, ya. Betewe, Sobat mutakadim kronologi-jalan dan ke mana saja nih plong momentum cuti Idul Fitri? Apakah ke kebun fauna, taman bunga, alias malah santai belaka di kondominium? Nah, jadi bisa teko Sobat menuliskan kisahan pendek mengenai liburan selama Idul Fitri periode ini. Berikut sajikan sempurna cerita libur Waktu Raya Idul Fitri yang ki menenangkan amarah cak bagi anak SD. Cerita Liburan Hari Raya Idul Fitri ke Rumah Nini Assalamu’alaikum. Hai teman-teman. Perkenalkan nama saya “Guru Penyemangat”. Pada kesempatan yang beruntung ini saya akan menceritakan pengalaman saya tentang perlop sekolah plong pejaka Periode Raya Idul Fitri. Lega awalnya, saya bersama batih melaksanakan Shalat Idul Fitri berjamaah di surau dekat rumah. Sesudah itu kami mengikuti kegiatan halal bihalal di bandarsah, serta singgah ke bilang rumah tetangga khususnya di intim wadah terlampau kami. Barulah jelang siang waktu, saya bersama tanggungan dan kakak bergegas pergi perlop ke rumah nenek. Sejatinya jarak tempuh ke kondominium nini tidak terlalu jauh, adalah sekitar 30 KM yang mana dapat ditempuh dalam waktu 45 menit – 1 jam pelawatan. Cuma karena suasananya semenjana Tahun Raya Idul Fitri, maka jalan bentar cukup dipadati maka dari itu umat Islam yang hijau belaka pulang berpunca langgar maupun mereka yang hijau hendak bepergian bakal bersilaturahmi. Saya bersama keluarga berangkat menggunakan sepeda motor. Kami berangkat pukul WIB berempat. Saya berbonceng dengan kakak, sedangkan ayah bersama ibu mengendarai suatu motor. Sebelum tiba, kami terlebih adv amat menyiapkan makan siang, cemilan, oleh-oleh, sampai baju silih. Ya, rencananya selain berkunjung ke rumah nenek, kami akan liburan di sana selama sejumlah hari. Setelah melakukan perjalanan dengan pit motor selama hampir satu jam, alhasil kami menginjak di kondominium nenek. Tahu-tahu kami memarkirkan roda induk bala, nenek mutakadim bersiap di depan ki lakukan menyapa. Sontak saja saya bersama keluarga serempak bersalaman dan mengucapkan harap maaf lahir dan batin. Penjelajahan sejauh satu jam di atas vespa memang terasa cukup melelahkan. Namun kami beruntung karena nenek sudah menyiapkan minuman berupa jus sitrus dingin. Saya pun bercerita banyak kepada nenek, terutama aktivitas kami selama bulan puasa Ramadan. Namun setelah Zuhur saya dan teteh simultan tidur siang karena merasa kelelahan. Menjelang burit, ayah dan ibu pun minta diri pulang ke rumah karena suka-suka kegiatan silaturahmi dan pekerjaan yang lain bisa ditinggal. Sedangkan aku dan mbak menginap di rumah nenek. Selama di kondominium nenek, saya pun diajak berlibur di sekitaran desa. Saya bersama kakak diajak nenek bagi mencari belut di sawah, memancing ikan di pinggir wai, setakat menunggu durian runtuh di kebun kepunyaan nenek. Liburan Idul Fitri tahun ini sungguh seru dan berkesan sekali untuk saya. Kesan nan paling seru dan banyol menurut saya ialah ketika kami duduk di dangau, kemudian ada bunyi durian jatuh. Setelah kami datangi dan cari-cari, ternyata bukan durian yang kami bisa melainkan biji kemaluan kelapa yang mutakadim kering. Meski begitu, beberapa masa kemudian kami loyal mendapatkan biji pelir durian matang nan amat ranum dan mak-nyus. Begitulah kisah saya selama liburan sekolah sreg pejaka Tahun Raya Idul Fitri waktu ini. Liburan ke flat nenek dan mengunjungi alam sekitar adalah salah suatu pilihan vakansi yang murah, menyehatkan, dan pula berkesan. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. * Takdirnya cermin narasi perlop Hari Raya Idul Fitri di atas agak mirip dengan kisah Sobat Master Penyemangat, silakan ganti merek, dan tuliskan sasaran di mana tempat lalu keluarga maupun nama ajang nan menjadi sortiran kelepasan. Bisa Baca Contoh Cerpen Tentang Liburan di Rumah Saja Cerita Liburan Idul Fitri Bersama Keluarga ke Taman Bunga Vakansi Idul Fitri tahun ini pas tinggi, dan alhamdulillah endemi mutakadim relatif menghilang dari Indonesia. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan keramaian pun mendatangi tidak dibatasi lagi. Saya bersama keluarga pula bersyukur karena meskipun ldulfitri tahun ini bukan mudik, kami tetap dapat liburan ke destinasi pariwisata di wilayah sendiri. Sreg hari pertama sampai ketiga Idul Fitri, saya bersama keluarga belum melakukan kelepasan. Kami masih sibuk bersilaturahmi ke apartemen tetangga, teman-kebalikan, guru, serta sanak-saudara nan enggak bersisa jauh dari rumah. Nah, memasuki Musim Raya Idul Fitri yang keempat, saya lagi diajak oleh ayah dan ibu untuk mengunjungi ujana bunga. Sesudah mengaksesnya lewat instagram, ternyata taman rente tersebut cukup lengkap dan mempunyai spot foto yang bagus. Apalagi, selain spot foto ada pula kebun jeruk dan tipar stroberi mini di mana pengunjungnya boleh memetik, berfoto, dan membawa pulang panenannya koteng. Karena merasa terpesona, kami pun berangkat menghadap taman anak uang tersebut. Jaraknya dari rumah enggak terlalu jauh, yaitu sekitar 15 KM. Dengan demikian, jarak tempuhnya ialah sekitar 25-30 menit. Kami berangkat pukul WIB dan tiba di sana pukul WIB. Sengaja ayah saya memintal waktu sore karena cuaca siang hari sangatlah terik. Sesampainya di taman anak uang, kami langsung membeli karcis. Tidak lupa mbuk saya membelikan kami beberapa vas minuman segar. Memasuki yojana anak uang, saya lihat banyak sekali petandang yang datang. Di sana terhidang beraneka ragam keberagaman rente baik yang sedang mekar maupun ladang dengan biji kemaluan stroberi nan abang. Beragam jenis bunga ditanam dengan rapi di atas bedengan, dan akses jalannya pun berupa batako yang sudah lalu diwarnai. Dengan demikian, kami tidak diperbolehkan untuk memijak, atau justru menusuk anak uang hantam kromo. Adapun tiket cak bagi masuk ke yojana bunga ini cukup murah, adalah Sedangkan untuk meradak stroberi, kami harus membayar Cak agar terdengar duga mahal, namun dengan uang kami dapat ranggah stroberi hingga maksimal 2 kg sekaligus membawanya pulang secara percuma. Saya pun didampingi dengan kakak untuk balung stroberi. Karena kebetulan kami mengapalkan pot air mineral, sembari memetik stroberi saya kembali mencicipinya serempak di kebun tersebut. Rasanya manis dan sedikit asam. Setelah memetik stroberi, kami pun mengamalkan sesi foto di beberapa spot menyentak di yojana bunga, dan selingkung pemukul WIB, kami pula segera pulang ke flat.* *** Demikianlah tadi sajian ringkas Temperatur Penggelora tentang lengkap cerita sumir tentang liburan sejauh Hari Raya Idul Fitri yang seru dan meredakan. Semoga Lanjut Baca Contoh Cerita Pengalaman Liburan ke Medan Wisata yang Berkesan
IdulFitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada - yauudu yang artinya kembali sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci. Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata

Di akhir Ramadhan, santri dan pelajar sudah memasuki masa-masa libur. Bagi para pekerja pun, waktu libur lebaran akan tiba pada pekan ketiga dan keempat bulan Ramadhan. Ada banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, di antaranya adalah membaca. Selain memperbanyak tadarus, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang tersebut adalah membaca buku, di antaranya kumpulan cerpen. NU Online menghadirkan empat kumpulan cerpen yang dapat mengisi waktu-waktu senggang selama Ramadhan di libur lebaran. Cerpen merupakan akronim dari cerita pendek, sebuah karya sastra dengan bentuk prosa yang bisa dibaca dengan sekali duduk. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu cerita. Di dalam buku kumpulan cerpen, terdapat beberapa cerita yang satu dengan lainnya tidak saling berkesinambungan. Karenanya, pembaca dapat memilih cerita mana yang hendak dibaca lebih dulu. Meskipun ceritanya ringkas, tetapi cerpen dapat menghadirkan berjuta hikmah bagi pembacanya. Ada berbagai pelajaran penting yang bisa dipetik dari kisah yang demikian ringkas. Sebab, bagaimanapun, karya sastra mampu memberikan pengalaman kepada pembaca tanpa harus mengalaminya sendiri. Berikut ada empat kumpulan cerpen yang NU Online rekomendasikan untuk dibaca di penghujung Ramadhan dan lebaran, yaitu 1 Lukisan Kaligrafi, 2 Senyum Karyamin, 3 Robohnya Surau Kami, dan 4 Panggilan Rasul. 1. Lukisan Kaligrafi Buku ini memuat 15 cerpen karya KH Ahmad Mustofa Bisri. Sebagian cerpennya terbit di sejumlah media nasional, sedang sebagian lainnya belum terpublikasikan. Cerpen-cerpen ini banyak berkisah tentang lingkungan pesantren sebagaimana latar belakang penulisnya yang seorang kiai. Ada pula yang bercerita mengenai perjodohan atau perkawinan. Menariknya, cerpen-cerpen karya Gus Mus ini mengandung berbagai macam kejutan yang akan membuat pembaca tidak menduga-duganya. Pun beberapa cerpen memuat kisah-kisah yang tak biasa, di luar nalar manusia biasa, tetapi akrab di telinga masyarakat pesantren. Cerpen-cerpen ini lebih banyak menekankan pada sosok tokohnya. Tak pelak, judulnya pun berupa nama tokohnya, seperti Gus Jakfar, Gus Muslih, Ning Ummi, Kang Amin, Kang Kasanun, Ndara Mat Amit, Mbah Sidiq, dan Mbok Yem. Namun, ada pula yang tidak berjudul nama tokohnya, seperti Amplop-Amplop Abu-Abu, Bidadari Itu Dibawa Jibril, Iseng, Lebaran Tinggal Satu Hari Lagi, Lukisan Kaligrafi, Mubalig Kondang, dan Ngelmu Sigar Raga. 2. Senyum Karyamin Bila buku di atas banyak berkisah tentang pesantren, rekomendasi kedua ini lebih banyak bercerita tentang wong cilik, mulai dari pekerja kasar, buruh, sampai pengemis di bus. Demikianlah kekhasan cerpen-cerpen yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Buku ini memuat 13 cerpen karyanya dari tahun 1976 sampai 1986. Berkatain dengan wong cilik, tentu saja yang dikisahkan adalah perihal penderitaannya yang demikian pedih, seperti kelaparan di tengah pekerjaan berat yang harus dituntaskan, keracunan singkong, mayat yang tak terurus, hingga kehamilan seorang perempuan tanpa suami yang membuat heboh kampung. Namun, ada pula cerita yang sedikit di luar nalar seperti beberapa cerpen Gus Mus di atas. Cerpen karya Ahmad Tohari yang demikian itu berjudul Pengemis dan Shalawat Badar. Cerpen ini mengisahkan seorang pengemis yang meminta-minta di bus sembari melantunkan Shalawat Badar. Ia sempat diusir oleh kondektur saat bus telah melaju kencang, sebelum ia keluar sembari tetap dengan melantunkan shalawat yang sama. 3. Robohnya Surau Kami Berbeda dari dua buku di atas, kumpulan cerpen ini mengisahkan cerita tentang orang-orang yang haus pengakuan, baik dari sisi agama maupun sosial. Dari sisi agama, cerita Ajo Sidi dalam Robohnya Surau Kami seolah membutuhkan pengakuan bahwa dirinya menahbiskan diri untuk mengabdi kepada Tuhan dengan aktif beribadah di surau, tetapi di sisi lain, ia sendiri melupakan keluarganya. Menariknya, cerpen tersebut menampilkan dialog imajiner di alam akhirat. Ada pula yang haus pengakuan di ranah sosial seperti yang ditunjukkan dalam cerpen Anak Kebanggaan. Anak yang dibangga-banggakan itu tidak pula mengabarkan berita kelulusannya sebagai dokter. Bahkan surat-surat yang dikirimi ayahnya kembali ke pengirimnya, tak sampai ke putranya itu. Kisah-kisah cerpen tersebut menarik benang merah mengenai perlunya manusia hidup dengan manusia lainnya. Membaca cerpen-cerpen tersebut akan menumbuhkan jiwa dan semangat hidup kita sebagai makhluk sosial yang perlu untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, tidak sibuk hanya memikirkan dunianya sendiri. Buku ini memuat 10 cerpen karya Ali Akbar Navis, seorang sastrawan kenamaan asal Sumatra Barat. Kumpulan cerpennya ini terbit pertama kali pada tahun 1986. 4. Panggilan Rasul Buku ini merupakan karya Hamsad Rangkuti. Berbeda dengan kumpulan cerpen lainnya, buku Hamsad yang ini banyak berkisah mengenai cerita-cerita yang berkaitan dengan peristiwa agama, seperti lebaran, khitan, mengaji, hingga lailatul qadar. Berkaitan dengan lebaran, ada empat cerpen, yaitu Salam Lebaran, Malam Takbir, Hujan dan Gema Takbir, dan Reuni. Tentang malam lailatul qadar, ada dua cerpen, yakni Lailatul Qadar dan Malam Seribu Bulan. Ada juga yang berkisah tentang pengajian, yaitu Ayahku Seorang Guru Mengaji. Sementara yang bercerita tentang khitan adalah Panggilan Rasul. Cerpen-cerpen tersebut mengisahkan berbagai ironi yang muncul di tengah masyarakat di waktu-waktu yang harusnya penuh sambutan gegap gempita. Hal demikian memberikan pembelajaran yang berarti bagi pembaca, khususnya dalam bersyukur dan bersabar. Buku-buku kumpulan cerpen itu, kecuali Robohnya Surau Kami, bisa dibaca melalui aplikasi iPusnas, yaitu aplikasi digital milik Perpustakaan Nasional. Melalui aplikasi itu, kita bisa membaca berbagai macam buku yang tersedia secara digital dan gratis akses. Penulis Syakir NF Editor Fathoni Ahmad

Fazzy! Jangan iseng dong! Basah nih celanaku.." Keluh Mizzy. "Sorry kak, sengaja.." Canda Fazzy. Hanny melihat saudara kembarnya sambil tertawa. "Sudah-sudah, kita makan dulu yuk. Lapar nih" Ajak Hanny. Mereka pun makan bersama dengan menu hidangan yang seharusnya ada di hari raya Idul Fitri ini, yaitu opor ayam dan ketupat.

Padakesempatan yang berbahagia ini menghadirkan cerpen bertema Idulfitri. Cerpen tentang Idul Fitri berikut berjudul kata-kata maaf yang terlambat ingin mengajak kita memahami esensi maaf di hari lebaran. Mari disimak ya: Cerpen Idulfitri: Kata-kata Maaf yang Terlambat. Oleh Ozy V. Alandika
Ilustrasi (klikdokter.com) Kita sering sekali menerjemahkan kata "Fitri" sebagai "Suci". Sehingga, ada film berjudul "Cinta Fitri" atau "Cinta yang Suci". Bahkan banyak anak perempuan yang diberi nama Fitri atau Fitriyah dengan pemahaman "anak perempuan yang suci". Padahal, kata fitri itu sebenarnya
Washilah- Bicara tentang idul fitri atau hari lebaran, pasti yang terbayang adalah tampilan dan makanan yang istimewa. Tapi, seperti apakah sunah tentang adab hari raya? Yuk simak berikut ini: 1.Mandi. Yaps, saat hari raya disunahkan untuk mandi sebelum melaksanakan Salat Id, bahkan ada yang berpendapat seperti mandi janabah.
Cerpententang hari raya idul fitri pigura . Sesudah azan magrib, aku sholat magrib, lalu aku berbuka puasa sambil menonton televisi, waktu aku menonton televisi, ternyata ada sidang isbat yang akan . ١٠ ذو الحجة ١٤٤٣ هـ. Nur dria · pelajaran 2 bm. Buat sebuah karangan deskriptif tentang hari raya idul adha yg pernah kita alami.
\n\n \n\n cerpen tentang idul fitri
Liburakhir tahun pelajaran kali ini sangat menyenangkan karena libur sekolah bersamaan dengan libur Hari Raya Idul Fitri. Ayah dan Ibu juga memperoleh cuti hari raya, sehingga kami dapat menghabiskan waktu bersama-sama lebih lama daripada libur tahun-tahun sebelumnya. Kami berencana untuk pergi ke rumah nenek di Brebes. 1p6L.
  • 59nt27u0tf.pages.dev/411
  • 59nt27u0tf.pages.dev/343
  • 59nt27u0tf.pages.dev/119
  • 59nt27u0tf.pages.dev/991
  • 59nt27u0tf.pages.dev/85
  • 59nt27u0tf.pages.dev/540
  • 59nt27u0tf.pages.dev/195
  • 59nt27u0tf.pages.dev/793
  • cerpen tentang idul fitri