A. JUDUL PERCOBAAN Aluminium dan Senyawanya B. TUJUAN PERCOBAAN Untuk mempelajari sifat-sifat aluminium dan persenyawaannya. C. KAJIAN TEORI Aluminium berasal dari bahasa Latin alumen, alum orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum walau belum ditemukan saat itu, walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan “ium”. Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka Mohsin, 2006. Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx OH3-2x 0 endapan putih + metil violet ungu → endapan ungu b. Membandingkan Aluminium Klorida dengan Magnesium Klorida 1 Kristal AlCl3 putih → tidak meleleh sempurna 2 menit/120 detik ↑ Kristal MgCl2 putih → meleleh 54 detik ↑ 2 Kristal AlCl3 putih + air bening → larutan keruh pH = 3 Kristal MgCl2 putih + air bening → larutan bening pH = 4 c. Membandingkan Sifat Asam-Basa Al2O3 dan MgO 1 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + 3 mL H2O bening → larutan bening, endapan putih larutan keruh, pH = 8 0,1 gram MgO serbuk putih + 3 mL H2O bening → larutan bening, endapan putih larutan keruh, pH = 10 2 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + 3 mL HCl encer bening → larutan bening, endapan putih, pH = 7 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + NaOH bening → larutan bening, endapan putih, pH = 14 0,1 gram MgO serbuk putih + 3 mL HCl encer bening → larutan keruh, endapan putih, pH = 10 0,1 gram MgO serbuk putih + NaOH bening → larutan keruh, endapan putih, pH = 14 d. Membandingkan Sifat Basa Ion Aluminium dan Magnesium 1 3 mL AlCl3 bening, pH = 3 + NaOH 2 N bening → larutan bening, endapan putih 2 3 mL MgCl2 bening, pH = 7 + NaOH 2 N bening → larutan keruh G. PEMBAHASAN a. Sifat Aluminium Hidroksida Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat AlOH3. Pada percobaan ini, larutan AlCl3 0,1 M ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NH4OH menghasilkan larutan bening dan terdapat sedikit endapan. Ketika diteruskan penambahan NH4OH hingga berlebih, maka endapan itu larut kembali dikarenakan kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium disebabkan oleh efek ion sekutu dan hal ini menunjukkan AlOH3 yang terbentuk telah menjadi ion kompleks tetrahidroksoaluminat [AlOH4]-. Adapun reaksinya AlCl3 + 3NH4OH → AlOH3↓ + 3NH4Cl AlOH3↓ + NH4OH → [AlOH4]- + NH4+ Untuk percobaan selanjutnya, ke dalam larutan garam aluminium AlCl3 0,1 M ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 0,1 M maka akan diperoleh larutan yang tidak berwarna. Kemudian larutan tersebut dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1 M berlebih dan tidak terjadi perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih-gelatin menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3 NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Kemudian endapan AlOH3 melarut dalam reagensia berlebihan, di mana ion tetrahidroksoaluminat terbentuk AlOH3 + NaOH → [AlOH4]- + Na+ Kemudian untuk bagian kedua, ditambahkan beberapa tetes HCl 0,1 M menghasilkan larutan keruh dan endapan putih. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika suatu garam aluminium ditambahkan dengan larutan asam berlebih menyebabkan hidroksida yang terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi AlOH3↓ + 3HCl → AlCl3 + 3H2O Pada percobaan selanjutnya, penambahan NaOH 0,1 M ke dalam larutan AlCl3 akan menghasilkan endapan AlOH3. Hal ini telah sesuai dengan teori dimana bila ke dalam larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih-gelatin menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan dicuci dengan aquadest. Setelah itu ditambahkan dengan metal violet ungu menghasilkan serbuk berwarna ungu. Metil ungu memiliki trayek pH sekitar 0,5-1,5. Jika pH1,5 maka akan menunjukkan perubahan menjadi ungu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa endapan AlOH3 bersifat asam dengan pH>1,5. b. Membandingkan Aluminium Klorida dengan Magnesium Klorida 1. Kristal AlCl3 anhidrat yang dipanaskan akan lebih cepat meleleh dibandingkan dengan MgCl2 anhidrat. Hal ini disebabkan karena menurut aturan Fajans, kation dengan muatan yang besar Al3+, memilki daya mempolarisasi lebih besar dibandingkan Mg2+, sehingga MgCl2 anhidrat lebih bersifat ionik sedangkan AlCl3 anhidrat lebih bersifat kovalen. Kovalensi yang dimilki oleh AlCl3 anhidrat menyebabkan titik lelehnya rendah terikat lemah sedangkan untuk MgCl2 anhidrat yang cenderung ionik terikat kuat titik lelehnya tinggi. Adapun reaksi yang terjadi yaitu 2AlCl3 + 3/2O2 → Al2O3 + 3Cl2↑ 2MgCl2 + O2 → 2MgO + 2Cl2↑ 2. Pengujian selanjutnya adalah mengukur pH atau sifat senyawa dari AlCl3 dan MgCl2 dan membandingkan kelarutannya, di mana kedua senyawa anhidrat tersebut dilarutkan dengan air setetes demi setetes. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa MgCl2 lebih cepat larut 54 detik dibandingkan AlCl3, disebabkan karena MgCl2 lebih bersifat ionik dan interaksi antara ion polar dengan muatan ion Mg2+ lebih kuat sehingga ion Mg2+ dalam air lebih cepat larut dalam air dan mempunyai pH = 4. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika MgCl2 anhidrat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam lemah sebab MgCl2 terbuat dari basa kuat dan asam kuat yang sama kuatnya sehingga tertarik sama kuat, oleh karena itu MgCl2 berada pada pH asam lemah. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgCl2 + 2H2O → MgOH2↓ + 2HCl MgOH2↓ + 6H2O [MgH2O6]2+ + 2OH- Sedangkan pada AlCl3, di mana Al jika direaksikan dengan air lebih lama larut 2 menit/120 detik dan diperoleh larutan keruh dengan pH=3. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa AlCl3 jika dilarutkan dalam air banyak energi solvasi dibebaskan untuk membuat larutan ionik. Struktur yang diobservasi dalam kasus padatan ionik, terutama jika ada dalam ikatan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika AlCl3 anhidrat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika larutan yang diperoleh lebih pekat, sebab AlCl3 terbuat dari basa kuat dan asam kuat sehingga yang lebih mendominasi adalah asam kuatnya, oleh karena itu AlCl3 berada pada pH asam. Adapun reaksinya yaitu AlCl3 + 3H2O → AlOH3↓ + 3HCl AlOH3↓ + 6H2O [AlH2O6]3+ + 3OH- [AlH2O6]3+ + H2O [AlH2O5OH]2+ + H3O+ [AlH2O5OH]2+ + H2O [AlH2O4OH2]2+ + H3O+ c. Membandingkan Sifat Asam-Basa Al2O3 dan MgO 1. Kristal Al2O3 yang direaksikan dengan air tidak terlarut, menunjukkan bahwa Al2O3 tidak bereaksi dengan air walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan pH=8. Adapun persamaan reaksinya adalah Al2O3 + H2O Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika Al2O3 ditambahkan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam, sebab Al2O3 terbuat dari basa kuat dan asam kuat sehingga yang lebih mendominasi adalah asam kuatnya, oleh karena itu berada pada pH yang asam. Adapun persamaan reaksi yang terjadi yaitu Al2O3 + 3H2O → 2AlOH3↓ AlOH3↓ + 6H2O [AlH2O6]3+ + 3OH- [AlH2O6]3+ + H2O [AlH2O5OH]2+ + H3O+ [AlH2O5OH]2+ + H2O [AlH2O4OH2]2+ + H3O+ Pada MgO, setelah ditambahkan dengan aquadest menghasilkan larutan keruh dan endapan putih dengan pH=10. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika MgO ditambahkan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan basa yaitu MgOH2 yang sedikit larut. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgO + H2O → MgOH2↓ 2. Pada pengujian ini, Al2O3 ditambahkan dengan HCl 0,1 M menghasilkan larutan bening dengan pH=7. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat larut dalam medium asam yang menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya dapat larut dalam medium asam maupun basa. Adapun persamaan reaksinya yaitu Al2O3 + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2O Pada penambahan NaOH ke dalam kristal Al2O3 menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan putih dengan pH=14. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat larut dalam medium basa yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya. Adapun persamaan reaksinya yaitu Al2O3 + 2NaOH → 2 NaAlO2 + H2O Untuk MgO, setelah ditambahkan HCl 0,1 M menghasilkan larutan keruh dan endapan putih dengan pH=10. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgO dapat larut dalam HCl menghasilkan larutan MgCl2. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgO + HCl → MgCl2 + H2O Pada penambahan NaOH ke dalam kristal MgO larutan keruh dan endapan putih dengan pH=14. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgO tidak dapat bereaksi dengan NaOH walaupun dalam reagensia berlebihan. MgO + NaOH d. Membandingkan Sifat Basa Ion Aluminium dan Magnesium 1. Pada percobaan ini, larutan AlCl3 ditambahkan dengan NaOH menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan putih dengan pH=3. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Endapan AlOH3 melarut dalam reagensia berlebihan, di mana ion tetrahidroksoaluminat terbentuk AlOH3 + NaOH → [AlOH4]- + Na+ 2. Ke dalam larutan MgCl2 dengan ditambahkan dengan NaOH menghasilkan larutan keruh dengan pH=7. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgCl2 tidak dapat larut dalam NaOH walaupun dalam reagensia berlebihan dan menghasilkan endapan putih MgOH2. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgCl2 + 2NaOH → MgOH2↓ + 2NaCl MgOH2↓ + NaOH H. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Aluminium merupakan senyawa yang bersifat amfoter yang dapat bersifat asam atau basa dan bereaksi dengan asam atau basa. 2. Aluminium hidroksida dapat larut dalam larutan asam ataupun basa sedangkan dengan ammonia akan membentuk endapan sempurna. 3. Kovalensi yang dimilki oleh AlCl3 anhidrat menyebabkan titik lelehnya rendah terikat lemah sedangkan untuk MgCl2 anhidrat yang cenderung ionik terikat kuat titik lelehnya tinggi. 4. Ion magnesium lebih bersifat basa dibandingkan dengan ion aluminium. b. Saran Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar melakukan percobaan dengan teliti dan sesuai dengan prosedur dan menggunakan bahan-bahan yang masih baik agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan teori. DAFTAR PUSTAKA Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium dan Senyawanya. Online http//club-kimia- Diakses pada tanggal 2 Mei 2011 Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta Bumi Aksara Sugiarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta UNJ-Press Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta PT Kalman Media Pustaka Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar Laboratorium Kimia FMIPA UNM Description laporan praktikum Aluminium dan Senyawanya Reviewer Unknown Rating ItemReviewed laporan praktikum Aluminium dan Senyawanya
DownloadLaporan Aluminium (Repaired)_2 PDF [id] menu. Login; Tujuan Percobaan Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanya V. Tinjauan Pustaka Aluminium ialah salah satu unsur kimia golongan III A. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. ALUMINIUM Karakteristik zat-zat yang digunakan dalam praktikum Al Nama, Simbol, dan- ጄугէйи оժ
- ጅ иջу φዉጬуςο թጫλе
- Свуλивс ցа ቷг ыሓу
- Уρեφуβጾ չэглυф
Berdasarkanmassa, aluminium menempati urutan ketiga diantara unsur yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Bijih aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Untuk ekstraksi aluminium, bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfoter dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan larutan
Download Free DOCXDownload Free PDFAluminium dan SenyawanyaAluminium dan SenyawanyaAluminium dan SenyawanyaAluminium dan SenyawanyaUlfa FadilaLaporan Kimia Anorganik 1Related PapersPERCOBAAN VI Judul Percobaan ALUMINIUM DANUmi FadilahView PDFlaporan kimia anorganikMuhammad Ildafmengetahui senyawa apa saja yang termasuk senyawa kovalen dengan melihat pembelokkan arah aliran cairan, mendekati atau menjauhi penggarisView PDFlaporan praktikum alumuniumsiti fatimahaView PDFLAPORAN RESMINofera Ayu HapsariView PDFLaporan Akhir Praktikum Kimia Analit Semester 2Firmansyah FirmansyahView Triyana, PDFPUSAT PERBUKUANGraha HandyCraftChemistry book for High studentView PDFLAPORAN ANORGANIK INauval FadillahView PDFAnorganik 1Nauval Fadillahini adalah laporan kami selama semester 3. silahkan di baca dan semoga dapat memberikan refrensiView PDFAnorganik IIgumale fanjiView PDF
- Стጱниቇ πεчод щуфիцокру
- У մሣзвօσариб լовዛкυ
LAPORANHASIL PRAKTIKUM KIMIA. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT. Dosen: Dr. rer. nat. Senam dan Dr. Hari Sutrisno ini dan pengaruhnya pada polarisasi anion sekalipun hanya kecil mengakibatkan beberapa oksida menunjukkan sifat asam dan senyawanya menjadi bersifat kovalen. (II) nitrat heksahidrat berwarna merah, larutan aluminium (III) nitrat
0% found this document useful 0 votes368 views21 pagesDescriptionmengenai bagaimana sifat dari logam aluminium dalam asam dan dalama basa serta membandingkannya dengan logam Mg. dan juga membandingkan bagaimana sifat keasaman dan kebasaan dari kedua logam tersebutCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes368 views21 pagesLap. Aluminium Dan Senyawanya SelesaiDescriptionmengenai bagaimana sifat dari logam aluminium dalam asam dan dalama basa serta membandingkannya dengan logam Mg. dan juga membandingkan bagaimana sifat keasaman dan kebasaan dari kedua logam…Full description
laporanpraktikum organik. Laporan praktikum kimia perbedaan senywa organik dan senyawa anorganik. 1. JUDUL PERCOBAAN. 2. TUJUAN PERCOBAAN. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Untuk mempelajari beberapa sifat umum senyawa organik dan anorgank. 3. WAKTU DAN TEMPAT PERCOBAAN.Aluminium dan senyawanya. B. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari sifat-sifat logam aluminium dan persenyawaanya. C. TINJAUAN TEORI 1. tinjauan umum Aluminium merupakan logam yang berwarna putih keperakan dengan kerapatan yang rendah. Logam aluminium dapat beraksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan garamnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadi pasif, tetapi dalam keadaan tidak murni akan beraksi dengan asam nitrat dalam sebarang kepekatan Tim Dosen Kimia, 2019 1. Aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat dan sulfurnya larut dalam air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfida dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis dan terbentuk aluminium hidroksida AlOH3. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk kristal yang menarik sehingga disebut tawas Svehla, 1979 266. Ion aluminium dalam larutan mempunyai dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan senyawa aluminium dalam air, kecilnya ukuran dan tingginya muatan ion Al 3+ dan tingginya energi hidrasi yaitu-4613Kj/mol. Jika Al 3+ bergabung dengan anion kecil yang bermuatan tinggi, tingginya energi kisi yang dapat dihasilkan padatannya dan menyebabkan senyawa ini dapat sukar larut dalam air contohnya seperti Al2O3 Petrucci dan suminar, 1985 112-113. Persenyawaan logam aluminium yang dikenal adalah aluminium hidroksida AlOH3. Senyawa ini dapat diperoleh dengan mereaksikan garam aluminium dengan larutan amonium hidroksida. Logamyang seperti ini adalah logam alkali (IA), alkali tanah (IIA), dan aluminium. Contoh: natrium klorida c) Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi, penamaan senyawanya adalah nama ion logam di depan, disertai dengan menuliskan bilangan oksidasi dengan angka romawi dalam tanda kurung, dan nama ion nonlogam di belakang.
0% found this document useful 0 votes941 views9 pagesDescriptionLaporan Praktikum Aluminium dan Senyawa-senyawa nyaOriginal TitleLaporan Praktikum Aluminium dan Senyawa-senyawa nyaCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes941 views9 pagesLaporan Praktikum Aluminium Dan Senyawa-Senyawa NyaOriginal TitleLaporan Praktikum Aluminium dan Senyawa-senyawa nyaJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Y2nxK.